TETAPLAH MEMUJI TUHAN
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga ( Efesus 1 : 3)
Di tengah sebuah kebaktian, di dalam sebuah gereja yang megah, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat keluar dari bibir siapa pun juga. Di awal bulan, ketika masing-masing karyawan dipanggil untuk menerima gaji atau bonus, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat diucapkan oleh siapa pun juga. Di tengah pesta, di dalam gedung pertemuan yang mewah, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat diluncurkan oleh lidah siapa pun juga. Di sekeliling meja makan, ketika setiap anggota keluarga berkumpul untuk menikmati hidangan yang lezat, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat dibisikkan oleh siapapun juga.
Akan tetapi, Paulus, saat itu sedang berada di tengah kegelapan dan kepengapan penjara. Bagaimana dia dapat mengucapkan dan menuliskan surat kepada sahabat-sahabatnya, Terpujilah Tuhan...? Bukankah saat itu dia tidak dapat pergi ke gereja untuk berbakti? Bukankah dia kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan? Bukankah sudah lama dia tidak pernah menikmati lagi makanan yang lezat? Atas dasar apa dia tetap bersaksi, Terpujilah Tuhan!
Dari Efesus 1: 3-14 pembukaan suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus menyebutkan berulang kali ungkapan yang terpenting bagi kekristenan, yaitu Di dalam Kristus ( atau di dalam Dia). Atas dasar itulah, Paulus dapat tetap memuji Tuhan dan bersukacita senantiasa: Dia ada di dalam Kristus dan Kristus ada di dalam Dia. Itulah ciri kekristenan yang sejati.
BACA JUGA: HIDUP DENGAN PENUH ANTUSIAS (ROMA 12:11)
Di tengah sebuah kebaktian, di dalam sebuah gereja yang megah, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat keluar dari bibir siapa pun juga. Di awal bulan, ketika masing-masing karyawan dipanggil untuk menerima gaji atau bonus, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat diucapkan oleh siapa pun juga. Di tengah pesta, di dalam gedung pertemuan yang mewah, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat diluncurkan oleh lidah siapa pun juga. Di sekeliling meja makan, ketika setiap anggota keluarga berkumpul untuk menikmati hidangan yang lezat, ungkapan Terpujilah Tuhan, dapat dibisikkan oleh siapapun juga.
Akan tetapi, Paulus, saat itu sedang berada di tengah kegelapan dan kepengapan penjara. Bagaimana dia dapat mengucapkan dan menuliskan surat kepada sahabat-sahabatnya, Terpujilah Tuhan...? Bukankah saat itu dia tidak dapat pergi ke gereja untuk berbakti? Bukankah dia kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan? Bukankah sudah lama dia tidak pernah menikmati lagi makanan yang lezat? Atas dasar apa dia tetap bersaksi, Terpujilah Tuhan!
Dari Efesus 1: 3-14 pembukaan suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus menyebutkan berulang kali ungkapan yang terpenting bagi kekristenan, yaitu Di dalam Kristus ( atau di dalam Dia). Atas dasar itulah, Paulus dapat tetap memuji Tuhan dan bersukacita senantiasa: Dia ada di dalam Kristus dan Kristus ada di dalam Dia. Itulah ciri kekristenan yang sejati.
BACA JUGA: HIDUP DENGAN PENUH ANTUSIAS (ROMA 12:11)
Seorang pemimpin gereja yang besar berkata, seorang Kristen sejati adalah seorang yang mempunyai pikiran yang melaluinya Kristus berpikir, memiliki hati yang melaluinya Kristus mencintai, mempunyai suara yang melaluinya Kristus berbicara, memiliki tangan yang melaluinya Kristus menolong.
Bagi orang Kristen, yang terpenting bukanlah di mana kita tinggal, atau apa yang kita miliki, melainkan apakah Kristus ada di dalam kita dan kita ada di dalam Kristus?. https://threewisdom.blogspot.com/
Bagi orang Kristen, yang terpenting bukanlah di mana kita tinggal, atau apa yang kita miliki, melainkan apakah Kristus ada di dalam kita dan kita ada di dalam Kristus?. https://threewisdom.blogspot.com/
https://independent.academia.edu/ChristantoKaryonoWidodo
BalasHapushttp://board.abc64.ru/out.php?link=https://teologiareformed.blogspot.com
BalasHapushttp://forum.chatsibiri.ru/go.php?url=https://teologiareformed.blogspot.com
http://forumtchat.xooit.com/redirect1/https://teologiareformed.blogspot.com